Selasa, 16 November 2010

"Penjara" Aturan Allah

Seekor kelinci muda menampakkan wajah gelisah ketika berada di sebuah kandang. Walau daun-daun segar selalu tersedia setiapkali ia ingin makan, kandang baginya sebuah penjara yang menghalanginya menikmati kebebasan di luar sana.
“Kamu ingin bebas dari kandang ini, anakku?” ucap seekor kelinci tua tiba-tiba. Warna bulunya yang tidak lagi cerah, menunjukkan kalau si pemilik suara itu sudah begitu lama mengenyam kehidupan.
“Tentu saja! Aku ingin bebas di luar sana!” jawab si kelinci muda setelah menoleh ke arah kelinci tua.
Persahabatan dua kelinci itu memang tergolong baru. Ketika kelinci muda dimasukkan ke kandang oleh sang pemilik, kelinci tua sudah ada di situ. Ia tidak tahu persis, sudah berapa lama kelinci tua itu menetap di kandang yang tak lebih baginya sebagai sebuah penjara.
Belum lagi dua kelinci itu melanjutkan percakapannya, tangan sang pemilik tiba-tiba menjulur ke kandang. Sepertinya, tangan itu hendak meraih kelinci tua. Dan benar saja, sang kelinci tua berhasil terpegang setelah sebelumnya menunjukkan penghindaran.
Tangan sang pemilik pun mengeluarkan sang kelinci tua di sebuah rerumputan tak jauh dari kandang. Tapi, kelinci tua itu tidak mau bergerak. Ia tetap diam. Sepertinya, sang kelinci tua ingin kembali dimasukkan kedalam kandang.
Seperti memahami bahasa tubuh kelinci, sang pemilik pun kembali memasukkan kelinci tua kedalam kandang.
“Aneh, kenapa bapak tidak memanfaatkan kesempatan untuk bebas? Apa bapak lebih senang berada di sini daripada di luar sana?” sergah sang kelinci muda sesaat setelah kelinci tua kembali berada dalam kandang.
”Anakku,” ucap sang kelinci tua. ”Tidak selamanya kebebasan itu baik. Justru, aku lebih aman berada dalam kandang ini daripada di luar sana!” lanjut sang kelinci tua.
”Bapak takut berada di luar sana? Bukankah kita bisa berlari cepat jika ada yang membahayakan kita?” tanya kelinci muda lagi.
”Sebenarnya,” jawab kelinci tua. ”Aku lebih takut pada kebebasan diriku sendiri daripada mangsa di luar sana. Karena bagiku, kebebasanlah yang membuatku lengah dari berbagai bahaya. Dan kebebasan pula yang membuatku menjadi bodoh untuk membedakan mana yang aman dan mana yang membahayakan.”

******
Sang Pemilik kehidupan memberikan kebebasan bagi kita untuk memilih: mau bebas atau ’terpenjara’ dalam aturannya. Sayangnya, tidak sedikit dari kita yang mampu melihat bahwa ’penjara’ itu jauh lebih baik dari kebebasan.
Padahal, seperti yang diucapkan sang kelinci tua, Kebebasanlah yang menjadikan diri bodoh untuk membedakan mana yang aman, dan mana yang bahaya! 

Seperti halnya Sabda Rasulullah :
"Dunia itu penjaranya orang yang beriman dan surganya orang kafir. (HR. Muslim)"

Imam An-Nawawi menjelaskan hadits ini :

“Maknanya bahwa setiap mukmin itu dipenjara dan dilarang di dunia ini dari kesenangan-kesenangan dan syahwat-syahwat yang diharamkan dan dibenci. Dia dibebani untuk melakukan ketaatan-ketaatan yang terasa berat. Jika dia meninggal dia akan beristirahat dari hal ini. Dan dia akan berbalik kepada apa yang dijanjikan Allah berupa kenikmatan abadi dan kelapangan yang bersih dari cacat.
Sedangkan orang kafir, dia hanya akan mendapatkan dari kesenangan dunia yang dia peroleh, yang jumlahnya sedikit dan bercampur dengan keusahan dan penderitaan. Dan bila dia telah mati, dia akan pergi menuju siksaan yang abadi dan penderitaan yang selama-lamanya.”
(Syarah Shohih Muslim No. 5256)
Maka sepantasnya seorang mukmin bersabar atas hukum Allah dan ridha dengan yang ditetapkan dan ditaqdirkan oleh Allah. Semoga kita diberi taufik, kemudahan, dan al-afiat untuk menjalani kehidupan dunia ini.



Anda sedang membaca Artikel tentang "Penjara" Aturan Allah ndan anda bisa menemukan Artikel "Penjara" Aturan Allah ini dengan URL http://laylawaty.blogspot.com/2010/11/penjara-aturan-allah.html, Anda boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste nya jika Artikel "Penjara" Aturan Allah ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, Namun jangan lupa untuk meletakkan Link "Penjara" Aturan Allah sebagai Sumbernya.

2 komentar:

  • Djangan Pakies says:
    16 November 2010 pukul 10.26

    Assalamu'alaikum Ning Ella,
    Rumahnya direnovasi menjadi lebih nyaman.

    >Ketika kita dihadapkan pada sebuah peraturan, awalnya itu sebuah rantai pengikat kebebasan. Namun ketika kita menikmati setiap garis yang ada, maka mata kita akan terbuka bahwa sebenarnya berada pada aturan Illahiah adalah sebuah keindahan. Ketika kita berada pada wilayah ini, maka kita akan berkata, inilah surga dunia yang begitu indah dalam ridhaNya. dan tentunya kelak surga kehidupan selanjutnya akan jauuuh dan tak pernah terbayangkan nikmatnya.
    Subhanallah, semoga kita termasuk orang yang dapat menikmati kedua surga itu, insya Allah

  • Muza elbanaf says:
    16 November 2010 pukul 13.54

    Assalamu'alaikum mbak ella...
    Hmm..lama gak keliatan ternyata sibuk renov rumah to...hehe..

    Kebebasan n penjara itu adanya dalam hati, bukan secara fisik semata. Intinya pengendalian diri n nafsu. Jd dimanapun berada kita akan selamat...

    Sukses mbak..., link udah aku pasang

Posting Komentar