Sudah banyak bahkan puluhan TK indonesia yang mengalami penyiksaan sewaktu mereka bekerja di Luar Negeri, terutama di Saudi Arabia.
Salah satunya yang banyak di bicarakan saat ini adalah Sumiati binti Salan Mustapa, Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja dengan seorang keluarga di Madinah mengalami luka bekas gunting di bagian mulutnya.
Seperti ditulis The Saudi Gazette, Senin 15 November 2010, Sumiati tiba di Arab Saudi sejak tiga bulan lalu. Kini, dia mendapat perawatan khusus di Rumah Sakit Madina setelah mengalami rangkaian kekerasan oleh majikannya.
Sumiati datang ke Arab Saudi sejak 18 Juli lalu dan kini dia di rawat di Rumah sakit Raja Fahd.
Kekerasan yang dilakukan majikan Sumiati dinilai sangat tidak manusiawi. Pihak Konsulat Jenderal Indonesia menuntut tanggung jawab penuh dari sponsor yang memberangkatkan Sumiati.
Terungkapnya kasus ini bermula saat Sumiati yang diberi upah 800 real per bulan itu mendatangi rumah sakit di Madinah. Tetapi petugas rumah sakit di sana 'angkat tangan' karena luka yang dialami sangat berat. Sumiati memerlukan penanganan lebih intensif. Akhirnya, wanita berusia 23 tahun itu dirujuk ke Rumah Sakit Raja Fahd.
Diduga, majikan wanita yang kerap melakukan kekerasan terhadap Sumiati. Dia menerima kekerasan secara berkali-kali, bahkan mengalami luka akibat setrika panas. Sumiati tidak bisa berbahasa Arab atau Inggris.
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bagaimana sosok Sumiati, yang masih lugu dan polos, bahkan bekal kemampuan berbahasa Inggris apalagi Bahasa Arab tidak dimiliki. Mungkin ini yang jadi salah satu faktor pemicu kemarahan sang majikan, bisa di bayangkan seorang majikan yang sudah membayar mahal untuk mendapatkan seorang pembantu, namun ketika pada kenyataannya si pekerja tersebut tidak dibekali ilmu untuk bekerja di negeri orang, yang tentu saja memiliki bahasa, serta latar budaya yang sangat jauh berbeda dengan kebiasaan di kampungnya. Jadi tidak heran jika yang dipersalahkan dan yang paling banyak dituntut dalam hal ini adalah pihak-pihak yang menyalurkan mereka ke Luar Negeri tanpa di bekali ilmu tentang bagaimana mereka harus bersikap dan bekerja di sana.
0 komentar:
Posting Komentar