Menangis adalah suatu hal yang lazim kita lakukan sebagai manusia, karena menangis adalah kodrati sebagai ungkapan rasa sedih, kecewa, bahkan perasaan haru dan bahagia. Kita seringkali menangis apabila kita ditinggalkan oleh orang yang kita kasihi, keluarga, sahabat, bahkan mungkin kekasih yang tercinta.
Namun pernahkah kita menangis karena mengingat begitu besar dosa-dosa yang telah kita perbuat dan menangis karena takut bahwa kita akan dilemparkan ke neraka karena perbekalan kita yang sedikit dan tak
sebanding dengan dosa-dosa yang kita perbuat.
sebanding dengan dosa-dosa yang kita perbuat.
Sebagaimana sebuah riwayat :
"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil,
[2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
“Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).
al-Hasan al-Bashri rahimahullah pun pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak memperdulikanku lagi.”
Abu Musa al-Asya’ri radhiyallahu’anhu suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam.
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menangis pada saat sakitnya [menjelang ajal]. Maka ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?!”. Maka beliau menjawab, “Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”.
Suatu malam al-Hasan al-Bashri rahimahullah terbangun dari tidurnya lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya, dia menjawab, “Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis.”
Mata yang menangis karena takut kepada Allah, air mata yang mengalir karenanya, air mata inilah yang akan menyelamatkan kita kelak di akhirat.
Para sahabat dan tabi' tabi'in yang kita kenal kesholehannya, serta banyak amal dan kebajikannya masih menangis karena takut kepada Allah. Lalu bagaimana dengan diri kita yang sedikit amalnya serta lebih banyak dosanya, tidakkah dosa-dosa kita akan membuat kita menangis dan bertobat kepada Allah?
Teringat pesan Emak,
"Leee ... kowe cah lanang, jangan sekali-kali meneteskan air mata kecuali di atas sujud sajadah"
Menangis karena takut kepada Allah adalah perasaan terindah yang dirasakan manusia.