Rabu, 24 November 2010

Bukannya Mabrur Malah "Babak Belur"

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda bahwa ada empat golongan yang ibadah hajinya tidak diterima, yaitu orang kaya yang berangkat haji untuk bertamasya, kaum menengah yang tujuannya untuk berdagang, para cendikiawan, kaum terpelajar atau orang-orang besar yang niatnya hanya untuk didengar dan dilihat orang, dan orang-orang miskin yang maksudnya mau meminta-minta agar cepat kaya.


Syahdan ada seorang hartawan yang karena kayanya, berangkat ke Tanah Suci membawa serta kedua istrinya, Hasanah dan Azizah. Hartawan itu tidak mau belajar tentang manasik atau cara-cara melakukan ibadah haji, karena memang di kampungnya ia terkenal tidak pernah sholat.

Sampai disana ia pun kebingungan. Pada waktu thawaf mengitari Ka'bah ia tidak tahu apa yang harus dikerjakan dan dibaca. Untung ia semapt diberitahu oleh seorang kawannya, bahwa selama melakukan thawaf ia cukup membaca doa "robbana attina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah". Ia sangat gembira lantaran doa itu ia sudah hafal karena sering dia dengar dibaca oleh orang-orang dikampungnya pas ada acara selamatan. Tapi ia cuma hafal sepotong saja, sedang bagian yang lain "wa qina adzaban nar" ia tidak hafal. Jadilah doa itu dibaca, asal tidak malu di depan orang banyak karena ia tidak baca apa-apa.

Maka digandenglah kedua istrinya di kiri dan kanan. Kedua istrinyapun sama dengan dia yang malas sholat dan tidak tahu bagaimana tata cara berhaji, jadi tidak bisa mengucapkan sepotong doa pun, apalagi tahu artinya. Tidak istri yang muda, Hasanah, dan tidak pula istri yang tua, Azizah. 

Maka tatkala sudah tiga kali si suami mengelilingi Ka'bah dengan membaca doa yang di dalamnya selalu diulang-ulang "hasanah-hasanah", istri muda yang bernama hasanah sangat bangga dan melirik dengan sombong ke arah Azizah. Ia menyangka suaminya sedang menyebut-nyebut namanya terus sebagai luapan rasa cinta yang berlebih kepadanya. Sebaliknya si istri tua menjadi panas hatinya dan dadanya nyaris meledak, dikira suaminya hanya teringat kepada Hasanah yang lebih muda dan cantik.

Akibatnya Azizah tidak dapat mengendalikan amarahnya, dengan keras ia menyodok perut suaminya sampai laki-laki itu kesakitan. Si suami memekik : "Mengapa kau sikut aku ? sakit tahu !"
"Habis, dari tadi yang disebut-sebut cuma Hasanah melulu, mentang-menatng ia masih muda dan menarik. Aku sekalipun tidak pernah kaupanggil. Memangnya aku bukan istrimu ?" bentak Azizah, sang istri tua.

Si suami itu rupanya sadar akan "kesalahannya". Maka ia pun cepat-cepat berkata, "Maaf, aku khilaf."
Lalu pada putaran yang keempat ia pun mulai mengubah doanya dengan yang dikiranya sangat "bijaksana", bunyinya menjadi :"robbana atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati azizah," terus berulang-ulang. Azizah nampak amat lega dan gembira. Ia puas namanya sekarang disebut-sebut juga oleh suaminya tercinta.

Namun apa hendak dikata, pada putaran yang keenam, tiba-tiba ketiga orang suami - istri tersebut ditangkap oleh yang berwajib dengan tuduhan menghina ayat suci dan mengubah-ubah doa Al-Qur'an. Akhirnya mereka bukan memperoleh ibadah yang mabrur, malah pulang ke rumah dengan babak belur.




Anda sedang membaca Artikel tentang Bukannya Mabrur Malah "Babak Belur" ndan anda bisa menemukan Artikel Bukannya Mabrur Malah "Babak Belur" ini dengan URL http://laylawaty.blogspot.com/2010/11/bukannya-mabrur-malah-babak-belur.html, Anda boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste nya jika Artikel Bukannya Mabrur Malah "Babak Belur" ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, Namun jangan lupa untuk meletakkan Link Bukannya Mabrur Malah "Babak Belur" sebagai Sumbernya.

1 komentar:

  • Djangan Pakies says:
    24 November 2010 pukul 20.08

    Assalamu'alaikum Ning,
    mangstab. itulah pentingnya bekal ilmu dalam menjalankan ibadah haji, tanpa ilmu kita akan kehilangan arah dalam menjalankan perintah

Posting Komentar