Rabu, 03 November 2010

Dua Umar dan gempa

Suatu kali di Madinah terjadi gempa bumi. Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, "Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.'' Lalu, Nabi SAW menoleh ke arah para sahabat dan berkata, "Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah (buatlah Allah ridha kepada kalian)!"


Begitu pula di Masa Khalifah Umar Bin Khattab, ketika terjadi Gempa di masa kekhalifahannya, Beliau ingat akan perkataan Rasulullah  tersebut. Dan Beliau berkata kepada penduduk Madinah, "Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!"

Seorang dengan ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa, merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana.

Umar pun mengingatkan kaum Muslimin agar menjauhi maksiat dan segera kembali kepada Allah. Ia bahkan mengancam akan meninggalkan mereka jika terjadi gempa kembali. Sesungguhnya bencana merupakan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya, jika manusia tak lagi mau peduli terhadap ayat-ayat Allah.

Begitu pula di masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga tak tinggal diam saat terjadi gempa bumi pada masa kepemimpinannya. Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, Amma ba'du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya."

"Allah berfirman, 'Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan tobat ataupun zakat). Lalu, dia mengingat nama Tuhannya, lalu ia sembahyang." (QS Al-A'laa [87]:14-15).  Lalu katakanlah apa yang diucapkan Adam AS (saat terusir dari surga), 'Ya Rabb kami, sesungguhnya kami menzalimi diri kami dan jika Engkau tak jua ampuni dan menyayangi kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi."

"Dan katakan (pula) apa yang dikatakan Nuh AS, 'Jika Engkau tak mengampuniku dan merahmatiku, aku sungguh orang yang merugi'. Dan katakanlah doa Yunus AS, 'La ilaha illa anta, Subhanaka inni kuntu minadholimiin, Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim'."

Jika saja kedua Umar  ada bersama kita, mereka tentu akan marah dan menegur dengan keras, karena rentetan "teguran" Allah itu tidak kita hiraukan bahkan cenderung diabaikan. Maka, sebelum Allah menegur kita lebih keras,  inilah saatnya kita menjawab teguran-Nya. Labbaika Ya Allah, kami kembali kepada-Mu. Wallahu a'lam.
Anda sedang membaca Artikel tentang Dua Umar dan gempa ndan anda bisa menemukan Artikel Dua Umar dan gempa ini dengan URL http://laylawaty.blogspot.com/2010/11/dua-umar-dan-gempa.html, Anda boleh menyebar Luaskan atau MengCopy-Paste nya jika Artikel Dua Umar dan gempa ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, Namun jangan lupa untuk meletakkan Link Dua Umar dan gempa sebagai Sumbernya.

2 komentar:

  • Muza elbanaf says:
    3 November 2010 pukul 20.21

    dua umar, umar bin khottob dan umar bin abdul azis memang terkenal tegas tidak hanya sewaktu jadi panglima perang saja namun terbawa sampai saat jadi khalifah.

    Andaikan khalifah kita yg nota bene adalah jebolan panglima bisa mengambil tauladan dua umar, insya Allah Tuhan kita akan makin sayang dan di eman (tidak dimusnahkan) negeri ini.

  • Djangan Pakies says:
    3 November 2010 pukul 20.53

    Subhanallah, itulah ppribaadi-pribadi didikan langsung dari Baginda Rasulullah saw yang dengan berpegang teguh pada Al Quran dan sunah Rasul menjalankan roda pemerintahan dengan menegakkan Al Quran di dalam setiap aspek kehidupan pemerintahan maupun kehidupan pribadinya.
    sementara aneka bencana di negeri ini seharusnya dijadikan sebagai peringattan bahwa ada banyak penyelewewnggan dalam banyak aspek kehidupan termasuk terhadap alam

Posting Komentar