Kita begitu menyukai suatu hal yang berbau romantisme, seakan-akan cinta adalah hanyalah sebuah bentuk romantisme belaka, dari seikat mawar, sebuah cincin berlian, ataupun pasangan tajir yang bisa memenuhi segala keinginan kita. Apakah ini sebuah cinta, apakah cinta identik dengan apa yang bisa kita dapat dari orang yang kita cinta ? pernahkah dalam hati kita untuk terbersit mencintai seutuhnya bukannya hanya kelebihannya tapi juga kekurangannya.
Mencintai bukan fikiran romantisme, mencintai adalah menerima apa adanya bukan menuntut kesempurnaan. Mencintai adalah satu paket, kita tidak mungkin mencintai wajah imutnya tapi tidak suka akan sifat childishnya, kita tidak mungkin mencintai dada bidangnya tapi membenci kebiasaannya yang suka duduk nongkrong bersama teman segenk-nya, ataupun mungkin kita mencintai seorang aktifis tapi kita membenci apabila dia seringkali lebih banyak waktu untuk kepentingan organisasinya. Mencintai bukan mengharapkan sesuatu yang lebih dari orang yang kita cintai. Mencintai adalah tanpa syarat, ikhlas menerima akan kelebihan dan kekurangannya. Mencintai berarti menerima segala konsekuensi apabila kita bersamanya.
Yah....fikiran-fikiran romantis akan pasangan kitalah yang akhirnya membuat kita terpuruk dan hilang perasaan cinta kita padanya begitu mengetahui kenyataan yang sebenarnya. Kita tidak pernah mencintai dia apa adanya, namun apa yang kita cintai adalah imajinasi kita serta impian-impian indah kita tentang dia.
Cinta bukan di awang-awang, cinta bukan impian akan keindahan, cinta berpijak dibumi, cinta adalah realita, bukan imajinasi yang kita bentuk sendiri, cinta tidak hanya menerima kelebihannya, tapi memaklumi akan segala kekurangannya, serta segala konsekuensi apabila kita memilihnya.
Jika kau ingin mencintai maka buanglah segala fikiran romantis dan keindahan tentang pasangan kita, lihatlah dia apa adanya, karena dia dicipta bukan untuk dituntut kesempurnaannya, namun dia dicipta untuk kita agar kita menerimanya, untuk dapat saling melengkapi sehingga semuanya akan menjadi sempurna.
Sangat jarang orang yang mencintai seperti dalam pesan tulisan ini. Bagaimanapun, mencintai sesuatu untuk mengharap sesuatu. Namun, jika dipahami dengan baik, justru cinta yang sesungguhnya adalah ketulusan memberi dan menerima. Ada pun persoalan romantisme akan tercipta jika ketulusan itu sudah terbangun.
Aku sendiri mungkin belum bisa mewujudkan cinta yang sesungguhnya itu.
pesan yang ada dalam tulisan di atas bahwa seringkali kekecewaan seseorang pada pasangannya berawal dari impian-impian seseorang akan pasangan yang sempurna, padahal yang namanya manusia itu ya..nggak ada yang sempurna.
oh..ya..ada sedikit tambahan lagi nih ..sob, sebelum memutuskan untuk memilih pasangan maka biar nantinya nggak terlau kecewa maka sangat penting untuk memberikan penilaian pd si dia nya dengan obyektif bukan dg perasaan cinta dan romantisme semata.