Tak terasa malam semakin larut, jarum sang waktu telah merambat ke angka terbesarnya, denting lonceng sang waktu tak dihiraukannya. Dia masih saja terpaku di depan layar kotak 14 inch-nya, jari-jarinya nampak sibuk menekan tuts-tuts berabjad, sesekali dia gerakkan si tikus kecil berkabel di sampingnya, hmmh….3 jam berlalu serasa hanya beberapa menit saja baginya. Ah…apakah ada yang salah dari dia, nampak lebih banyak waktu dia habiskan dalam kesendirian dan senyum tawanya disana, ada yang berubah dari dia, lelah nampak menggelayuti wajahnya, namun dia masih saja tak beranjak dari tempat duduknya.
Sungguh bukan ini yang saya tahu dari apa yang dia mau, dia pernah berkata hanya ingin menyerahkan hidupnya pada sang Penciptanya, dia hanya ingin lebih banyak waktunya, di keheningan malamnya dalam kontemplasinya dengan Rabb-Nya, namun bisikan-bisikan syetan jiwanya serta daya tarik sang dunia maya lebih membuat dia terpaku di depannya, memberatkan langkah kakinya menuju altar dan bersujud di sajadah cinta sang khalik-nya.
0 komentar:
Posting Komentar