Jumat, 20 Desember 2013

Salju Turun Di Indonesia ?


Salju turun di Mesir, Istambul dan di kawasan Arab yang tandus dan gurun, serta di Vietnam. Sebuah fenomena alam yang sangat menarik untuk di kaji, mengingat setelah hampir 1 abad salju turun kembali di kawasan Jazirah Arab dan sekitarnya.

Lalu timbul pertanyaan yang menggelitik kita yang tinggal di Indonesia yang beriklim tropis, mungkinkah salju turun di Indonesia. 

Sebelum berbicara tentang salju, mari kita kaji terlebih dahulu iklim di Indonesia.
Indonesia termasuk dalam daerah dengan iklim tropis karena posisinya yg terletak sangat dekat dengan ekuator (Khatulistiwa). Salah satu karakteristik utama daerah tropis adalah menerima radiasi (panas) matahari yang nyaris konstan sepanjang tahun. Efek kemiringan sumbu rotasi bumi terhadap matahari yg menyebabkan adanya 4 musim dan perbedaan waktu siang-malam di daerah-daerah yg lokasinya di atas 20-an derajat LU/LS, nyaris tidak terasa di daerah tropis. Hal ini menyebabkan temperatur di daerah tropis relatif konstan sehingga daerah ini kaya akan vegetasi, karena tanaman bisa tumbuh subur sepanjang tahun (salah satu karunia Tuhan yg ironisnya seringkali tidak disyukuri oleh sebagian orang yg terlalu mengidolakan 4 musim).

Salju sendiri sebenarnya merupakan salah satu bentuk presipitasi, seperti halnya hujan yg umum terjadi di daerah tropis. Presipitasi terjadi karena uap air di atmosfer mengalami perubahan fase (bentuk fisis) akibat temperatur lingkungannya yang lebih kecil dari temperatur jenuhnya. Fase dari uap air inilah yg membedakan antara salju dan hujan. Salju baru bisa terjadi apabila temperatur udara sangat rendah hingga mendekati titik beku. Dengan temperatur udara berkisar antara 18-30an derajat celcius, praktis salju sangat sukar terjadi di daerah tropis seperti Indonesia. Meskipun memiliki mekanisme yg berbeda, hal yang sama juga berlaku untuk Hail-alias hujan es-yang bisa terjadi (walaupun jarang) di daerah kita. Karena temperatur daerah tropis yg relatif ‘panas’, es umumnya akan mencair sebelum mencapai permukaan bumi, sehingga Indonesia relatif aman dari bencana hujan es (satu lagi alasan kenapa kita seharusnya bersyukur tinggal di daerah tropis).

Pada kasus-kasus tertentu, salju masih bisa terjadi di beberapa tempat di Indonesia, misalnya pada lokasi dgn ketinggian yang cukup ekstrim, misalnya Puncak Jaya, gunung tertinggi di Indonesia. Salju di Puncak Jaya terjadi akibat Lapse Rate atau penurunan temperatur terhadap ketinggian pada lapisan troposfer. Penurunan temperatur ini umumnya bervariasi, dan sangat dipengaruhi oleh radiasi matahari, kelembaban udara, topografi dll, tapi bila dirata-ratakan, kurang lebih sebesar 6.5 derajat Celcius untuk setiap kenaikan ketinggian 1 km. Dengan ketinggian sekitar 4.8 km, maka temperatur udara di Puncak Jaya akan berkurang sekitar 31 derajat Celcius dari temperatur udara pada ketinggian 0 km dr permukaan laut. Hal ini memungkinkan terjadinya salju dan glacier di Puncak Jaya, walaupun konon tutupan salju ini makin berkurang dari tahun ke tahun akibat pemanasan global.

Kesimpulannya, salju relatif sangat sukar terjadi di Indonesia yang beriklim tropis, kecuali ada faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, misalnya ketinggian lokasi yang memungkinkan salju terjadi atau ada anomali lain yg menyebabkan temperatur mengalami penurunan sangat ekstrim. Kalau anda ingin lihat contoh anomali temperatur yg ekstrim ini, silakan buka freezer kulkas di rumah anda, saya yakin anda akan menemukan salju di sana :-)

Read more »

Bahaya Tidur Menggunakan Bra





Penggunaan bra tentu sangat penting bagi wanita dalam beraktivitas. Tapi bagi kaum wanita, sebaiknya menghindari pengguna bra ketika hendak tidur. Karena pengguna bra pada saat tidur dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan tubuh.

Dilansir dari Boldsky, pengguna bra ketat tidak dianjurkan karena efek kesehatan yang merugikan jika digunakan saat tidur, berikut beberapa efek kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat kebiasaan tersebut:

Mengurangi sirkulasi
Mengenakan bra ketika tidur dapat menyebabkan sirkulasi udara terhambat. Hal ini akan terjadi jika mengenakan bra ketat dengan kawat. Oleh karena itu, lebih baik untuk memilih bra olahraga yang akan membuat lebih nyaman.

Pigmentasi
Penggunaan bra ketat ketika tidur secara terus-menerus akan menyebabkan pigmentasi di bagian kulit. Untuk menghindari efek kesehatan memakai bra ketika tidur, gunakanlah bra yang lembut dan longgar.

Tidur terganggu
Tidak ada keraguan bahwa tidur yang baik berhububungan langsung dengan kenyamanan di tempat tidur. Jadi jika kamu mengenakan bra ketat, maka cenderung membuat ketidaknyamanan dan tentu mengganggu tidur.

Iritasi kulit
Memakai bra ketat ketika tidur akan menyebabkan iritasi kulit, dan lebih baik menggunakan bra tanpa kawat. Bra model sport dianggap sebagai pilihan yang baik untuk dipakai pada malam hari.

Kanker
Memakai bra ketika tidur dapat menyebabkan kanker payudara, namun hal ini memang masih menjadi perdebatan. Hal ini karena ada studi berbeda yang menentang kemungkinan mengembangkan kanker payudara ketika tidur mengenakan bra ketat.

Read more »