Salju turun di Mesir, Istambul dan di kawasan Arab yang tandus dan gurun, serta di Vietnam. Sebuah fenomena alam yang sangat menarik untuk di kaji, mengingat setelah hampir 1 abad salju turun kembali di kawasan Jazirah Arab dan sekitarnya.
Lalu timbul pertanyaan yang menggelitik kita yang tinggal di Indonesia yang beriklim tropis, mungkinkah salju turun di Indonesia.
Sebelum berbicara tentang salju, mari kita kaji terlebih dahulu iklim di Indonesia.
Indonesia termasuk dalam daerah dengan iklim tropis karena posisinya yg
terletak sangat dekat dengan ekuator (Khatulistiwa). Salah satu
karakteristik utama daerah tropis adalah menerima radiasi (panas)
matahari yang nyaris konstan sepanjang tahun. Efek kemiringan sumbu
rotasi bumi terhadap matahari yg menyebabkan adanya 4 musim dan
perbedaan waktu siang-malam di daerah-daerah yg lokasinya di atas 20-an
derajat LU/LS, nyaris tidak terasa di daerah tropis. Hal ini menyebabkan
temperatur di daerah tropis relatif konstan sehingga daerah ini kaya
akan vegetasi, karena tanaman bisa tumbuh subur sepanjang tahun (salah
satu karunia Tuhan yg ironisnya seringkali tidak disyukuri oleh sebagian
orang yg terlalu mengidolakan 4 musim).
Salju sendiri sebenarnya merupakan salah satu bentuk presipitasi, seperti halnya hujan yg
umum terjadi di daerah tropis. Presipitasi terjadi karena uap air di
atmosfer mengalami perubahan fase (bentuk fisis) akibat temperatur
lingkungannya yang lebih kecil dari temperatur jenuhnya. Fase dari uap
air inilah yg membedakan antara salju dan hujan. Salju baru bisa terjadi
apabila temperatur udara sangat rendah hingga mendekati titik beku.
Dengan temperatur udara berkisar antara 18-30an derajat celcius, praktis
salju sangat sukar terjadi di daerah tropis seperti Indonesia. Meskipun
memiliki mekanisme yg berbeda, hal yang sama juga berlaku untuk Hail-alias
hujan es-yang bisa terjadi (walaupun jarang) di daerah kita. Karena
temperatur daerah tropis yg relatif ‘panas’, es umumnya akan mencair
sebelum mencapai permukaan bumi, sehingga Indonesia relatif aman dari
bencana hujan es (satu lagi alasan kenapa kita seharusnya bersyukur
tinggal di daerah tropis).
Pada kasus-kasus tertentu, salju masih bisa terjadi di beberapa tempat
di Indonesia, misalnya pada lokasi dgn ketinggian yang cukup ekstrim,
misalnya Puncak Jaya, gunung tertinggi di Indonesia. Salju di Puncak
Jaya terjadi akibat Lapse Rate atau penurunan
temperatur terhadap ketinggian pada lapisan troposfer. Penurunan
temperatur ini umumnya bervariasi, dan sangat dipengaruhi oleh radiasi
matahari, kelembaban udara, topografi dll, tapi bila dirata-ratakan,
kurang lebih sebesar 6.5 derajat Celcius untuk setiap kenaikan
ketinggian 1 km. Dengan ketinggian sekitar 4.8 km, maka temperatur udara
di Puncak Jaya akan berkurang sekitar 31 derajat Celcius dari
temperatur udara pada ketinggian 0 km dr permukaan laut. Hal ini
memungkinkan terjadinya salju dan glacier di Puncak Jaya, walaupun konon
tutupan salju ini makin berkurang dari tahun ke tahun akibat pemanasan
global.
Kesimpulannya, salju relatif sangat sukar terjadi di Indonesia yang
beriklim tropis, kecuali ada faktor-faktor lain yang mempengaruhinya,
misalnya ketinggian lokasi yang memungkinkan salju terjadi atau ada
anomali lain yg menyebabkan temperatur mengalami penurunan sangat
ekstrim. Kalau anda ingin lihat contoh anomali temperatur yg ekstrim
ini, silakan buka freezer kulkas di rumah anda, saya yakin anda akan
menemukan salju di sana :-)